Kisah Tiga Pelaut Muslim Legendaris
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab telah dikenal sebagai pedagang yang ulung dan akrab dengan lautan. Selama Rasulullah SAW hidup, penyebaran agama Islam tidak hanya melalui perjalanan di daratan, melainkan juga pelayaran.
Demikian pula pada zaman sesudah Nabi SAW wafat. Sebagai contoh, para penyebar Islam di Kepulauan Nusantara pada masa awal memanfaatkan dengan sungguh-sungguh jalur perniagaan maritim untuk melakukan dakwah kepada masyarakat tempatan.
Pada zaman keemasan Islam, perkembangan ilmu navigasi telah memunculkan para pelaut tangguh. Mereka berkeliling dunia dengan bantuan teknologi yang cukup canggih pada masanya.
Pelaut tersebut tidak sekadar berlayar untuk kepentingan pribadi, melainkan demi penyebaran dakwah Islam serta kebanggaan bangsa asalnya masing-masing. Berikut adalah tiga pelaut Muslim yang masyhur sepanjang zaman.
Ahmed Muhiddin Piri
Dunia Barat mengenalnya sebagai Piri Reis. Ahmed Muhiddin Piri lahir pada 1465 dan wafat pertengahan abad ke-16. Dia merupakan pelaut ulung dari Kesultanan Utsmaniyyah. Piri juga masyhur sebagai pembuat peta dan navigator yang brilian. Dia menulis Kitab i Bahriye yang terdiri atas dua bagian.
Pertama berisi informasi mengenai jenis-jenis badai, teknik menggunakan kompas, serta data yang rinci beserta petanya tentang kota-kota penting di pesisir Laut Tengah. Bagian kedua lebih sebagai panduan bagi para penjelajah yang hendak mengarungi lautan. Pembahas annya berfokus pada wilayah pesisir tertentu.
Pada 1513, dia mulai membuat peta dunia, yang di dalamnya juga ada benua yang kelak dinamakan Amerika. Warisan berharga ini di kemudian hari ditemukan di Istana Topkapi, Istanbul, pada 1929.
Lima belas tahun setelahnya, Piri membuat peta dunia lainnya yang lebih detail dalam menunjukkan wilayah Amerika, sebagaimana kini dikenal masya ra kat modern. Dalam membuat karya besar nya itu, dia memanfaatkan sekitar 20 artefak peta tua berbahasa Arab, Spanyol, Portugis, Cina, India, dan Latin. n ed: erdy nasrul
Cheng Ho
Dia merupakan pelaut asal Cina. Cheng Ho lahir pada 1371 dari keluarga Muslim yang di Yunnan. Nama aslinya adalah Ma He. Dalam bahasa Cina, 'Ma' digunakan untuk menyebut Muhammad.
Ayah dan kakeknya diketahui pernah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Dapat dikatakan, Cheng Ho berasal dari keluarga Muslim yang taat.
Saat masih muda, kota tempat tinggal Cheng Ho diserang tentara Dinasti Ming. Cheng Ho lantas ditangkap lalu dibawa ke ibukota kekaisaran di Nanjing.
Dia mulai bekerja di istana kaisar. Karena kedekatannya dengan pangeran, ketika dewasa Cheng Ho menduduki posisi penting. Gelar kehormatan 'Cheng' diberikan dalam masa ini. Selama menjelajah dunia, Cheng Ho menjadi duta sang kaisar di negeri-negeri yang disinggahi.
Kaisar memerintahkannya agar menghormati masyarakat tempatan sehingga membawa citra baik bangsa Cina. Armada Cheng Ho kerap disambut hangat penguasa setempat, sembari menjalankan misi dagang dan diplomatik.
Ahmad bin Majid
Pelaut Arab ini lahir pada 1421 di Ras al-Khaimah (kini bagian dari Uni Emirat Arab) dan wafat pada 1500. Keluarganya sudah akrab dengan dunia perniagaan maritim. Saat berusia 17 tahun, Ahmad bin Majid sudah pandai mengemudi bahtera.
Dunia Barat mengenalnya sebagai pelaut legendaris yang menolong Vasco da Gama dalam pelayarannya. Pada akhir abad ke-15, da Gama menyelidiki jalur maritim dari Eropa ke India. Pada akhirnya, ekspedisi pelaut Portugis ini membuka jalan bagi permulaan ekspansi kolonialisme Barat atas Asia dan Afrika.
Sejumlah sejarawan menggelari Ahmad bin Majid sebagai 'Singa Lautan.' Ini lantaran luasnya pengetahuan Ibnu Majid mengenai ilmu kemaritiman dan juga pengalamannya mengarungi samudra.