Laba-Laba Ini Bisa Hidup di Bawah Air
OCEANIA.ID -- Nama hewan ini adalah laba-laba lonceng selam atau laba-laba air (Argyroneta Aquatica). Ia hidup di Eropa dan Asia Tengah dan Utara, dengan subspesies terpisah di Jepang. Sedangkan makanannya adalah invertebrata air lainnya dan ikan kecil.
Hewan ini mengagumkan karena bisa hidup di bawah air. Ini adalah satu-satunya laba-laba yang bisa melakukannya. Namun ia masih perlu menghirup udara, sehingga ia bertahan hidup dengan membuat lonceng selam – memutar jaring di antara tanaman bawah air – dan kemudian membawa udara dari permukaan ke jaringnya melalui tubuhnya yang berbulu.
“Ia telah mengembangkan adaptasi yang luar biasa untuk kehidupan akuatik ini,” ujar direktur konservasi badan amal invertebrata Inggris (Buglife), Craig Macadam seperti dilansir livescience, Ahad (11/2/2024).
“Laba-laba memiliki banyak bulu anti air di sekujur tubuhnya yang memerangkap udara dari permukaan air. Laba-laba kemudian memutar struktur sutra yang kemudian membentuk gelembung udara, yang digunakannya dengan cara yang sama seperti lonceng selam," jelas dia.
Gelembung tersebut melebar hingga laba-laba dapat masuk ke dalamnya. Sarang laba-laba betina berukuran dua kali lipat dibandingkan sarang jantan, karena mereka juga membutuhkannya untuk menyusui. Udara di lonceng selam disegarkan secara teratur, dan laba-laba membawa gelembung air di sekitarnya, sehingga memberikan warna keperakan.
Tidak seperti laba-laba lainnya, laba-laba lonceng penyelam jantan berukuran lebih besar dan lebih berat dibandingkan laba-laba betina. Sebuah studi pada tahun 2003 di jurnal Evolutionary Ecology Research menyelidiki mengapa hal ini terjadi dan menemukan bahwa bagi pejantan yang lebih banyak bergerak, pertumbuhan yang lebih besar – dan memiliki kaki depan yang lebih panjang – berarti mereka dapat bergerak lebih efisien di bawah air.
Sebaliknya, ukuran betina dibatasi oleh kebutuhan untuk membangun lonceng udara yang lebih besar untuk menjaga anak-anaknya, dan biaya energi yang terkait dengan lebih seringnya memindahkan udara segar dari permukaan air ke lonceng.
Sebuah studi lanjutan yang diterbitkan pada tahun 2005 di The Journal of Arachnology oleh penulis yang sama juga mengungkapkan wawasan menarik tentang perilaku kawin laba-laba: Laba-laba betina tampaknya lebih suka kawin dengan laba-laba jantan berukuran besar, meskipun risikonya besar.
Tim menemukan bahwa pejantan yang lebih besar kadang-kadang memakan betina dalam kasus kanibalisme seksual terbalik. Namun, percobaan mereka juga menunjukkan bahwa jantan dan betina berukuran besar juga akan membunuh jantan kecil.