Home > Serba Serbi

Kemampuan Menyelam dan Perilaku Paus Sperma

Paus sperma mudah dikenali dari kepalanya yang besar dan dahinya yang bulat dan menonjol
Ilustrasi paus sperma yang terdampar. Foto: Republika.co.id
Ilustrasi paus sperma yang terdampar. Foto: Republika.co.id

OCEANIA.ID -- Paus sperma (physeter macrocephalus) memiliki otak terbesar dari semua makhluk yang diketahui pernah hidup di Bumi. Kepala mereka juga menyimpan sejumlah besar zat yang disebut spermaceti.

Para pemburu paus pernah percaya bahwa cairan berminyak itu adalah sperma, namun para ilmuwan masih belum memahami fungsi spermaceti. Salah satu teori yang umum adalah bahwa cairan tersebut—yang mengeras menjadi lilin saat dingin—membantu paus mengubah daya apungnya sehingga ia dapat menyelam lebih dalam dan bangkit kembali.

Dilansir dari laman National Geographic, Paus Sperma diketahui menyelam sedalam 3.280 kaki untuk mencari cumi-cumi untuk dimakan. Mamalia raksasa ini harus menahan napas hingga 90 menit saat menyelam. Paus bergigi tajam ini memakan ribuan pon ikan dan cumi-cumi, sekitar satu ton per hari.

Paus sperma sering terlihat berkelompok yang terdiri dari 15 hingga 20 hewan. Kelompok terdiri dari betina dan anak-anaknya, sedangkan jantan dapat berkeliaran sendirian atau berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain. Paus sperma betina dan anak-anaknya tetap berada di perairan tropis atau subtropis sepanjang tahun, dan tampaknya melakukan pengasuhan anak secara komunal.

Laki-laki bermigrasi ke garis lintang yang lebih tinggi, sendirian atau berkelompok, dan kembali ke garis khatulistiwa untuk berkembang biak. Mereka dapat mengarungi lautan dengan kecepatan sekitar 23 mil per jam.

Paus ini vokal dan mengeluarkan serangkaian “dentang” yang dapat digunakan untuk berkomunikasi atau ekolokasi. Hewan yang menggunakan ekolokasi mengeluarkan suara yang merambat di bawah air hingga mereka menemukan objek, lalu memantul kembali ke pengirimnya, mengungkapkan lokasi, ukuran, dan bentuk targetnya.

Paus sperma menjadi target perburuan pada abad ke-18 dan ke-19. Meskipun populasinya menurun drastis akibat perburuan paus, jumlah paus sperma masih cukup banyak.

Sedangkan di Indonesia sendiri masih ditemukan beberapa paus sperma yang terdampar dan mati. Dalam salah satu perut paus sperma ditemukan 5,9 kilogram sampah plastik.

× Image