Home > Sejarah

Ratu Kalinyamat, Pembela Samudera Nusantara

Pada era kepemimpinan Ratu Kalinyamat, Jepara disebut mencapai puncak kejayaannya.

Nama RA Kartini identik dengan tokoh perempuan Jepara yang melekat dalam sejarah. Meski demikian, sosok ini bukan satu-satunya. Ratu Kalinyamat punya peran tak kalah penting dalam jihad membela Tanah Air pada masa sebelum kemerdekaan dahulu.

Ratu Kalinyamat adalah sosok perempuan yang terkenal pemberani di kalangan Portugis. Memiliki nama asli Retna Kencana, ia merupakan putri Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah, Sultan Demak pertama. Ia menikah di usia muda dengan Sultan Hadiri.

Ia pernah menjabat sebagai raja di Jepara menggantikan suaminya karena meninggal. Belum ada catatan sejarah yang menyebutkan secara pasti kelahirannya. Namun, dari beberapa sumber, ia lahir sekitar lima abad sebelum RA Kartini. Sepeninggal suami nya, konflik kekuasaan di internal Kerajaan Demak terjadi. Ratu Kalinyamat menjadi sosok penting dalam penyelesaian konflik tersebut. Peran penting ini membuat namanya semakin dikenal seantero Jepara.

Selain berperan sebagai tumpuan keluarga Kerajaan Demak, ia juga dikisahkan sebagai perempuan single parent yang bertanggung jawab atas kehidupan anak asuh dan kemenakannya. Oleh karena itu, ia mengemban tugas berat, yaitu sebagai pemimpin pemerintahan dan keluarga.

Relief pada makam Ratu Kalinyamat di Masjid Mantingan di Jepara, Jawa Tengah. (Tropenmuseum)
Relief pada makam Ratu Kalinyamat di Masjid Mantingan di Jepara, Jawa Tengah. (Tropenmuseum)

Ratu Kalinyamat juga mempunyai kelihaian dalam mengembangkan potensi di Jepara. Ia kemudian dalam pengembangan Jepara diarahkan ke sektor perdagangan dan angkatan laut. Ia juga menjalin kerja sama dengan Jo hor, Aceh, Banten, dan Maluku, Sejak 1500-an, Jepara diper ki rakan menjadi kota dagang. Aktivitas perdagangan sangat padat termasuk kelautan. Karena itu, strategi pengembangan dengan mengarahkan ke sektor perdagangan merupakan kecermatan sosok Ratu Kalinyamat.

Pada era kepemimpinan Ratu Kalinyamat, Jepara disebut mencapai puncak kejayaannya. Memerintah selama 30 tahun, ia berhasil membuat Jepara terbebas dari ancaman. Ia mampu menjadikan daerah kekuasaanya aman. Sang ratu memiliki keahlian di bidang politik dan militer. Oleh sebab itu, banyak kerja sama mi li ter yang dilakukan dengan pihak lain, di antaranya dengan Raja Johor. Raja Johor meminta agar Ratu Kalinyamat bekerja sama mengusir Portugis pada 1550.

Ratu Kalinyamat bersedia bekerja sama dengan raja itu. Dia kemudian mengirimkan 40 armada kapal yang berisi 4.000 sampai 5.000 prajurit. Pada 1574, ia menggempur Portugis yang berada di Malaka lewat laut. Saat pertemuan ini, ia mengirimkan pasukan lebih besar dibanding kan saat bekerja sama dengan Raja Johor. Jumlahnya mencapai sekitar 15 ribu prajurit dengan menggunakan 300 kapal dilengkapi peralatan perang.

Gigihnya perjuangan melawan Portugis tidak lain untuk melindungi perdagangan suku-suku berbagai daerah di Nusantara yang lebih dulu melakukan aktivitas di sana. Akibat perjuangannya tersebut, Ratu Kalinyamat semakin dikenal di kawasan nusantara bagian barat dan timur.

Selain bekerja sama dengan Raja Johor, Ratu Kalinyamat juga pernah membantu Kerajaan Tanah Hitu di Maluku dengan mengirimkan pasukan. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam di Ambon. Keberadaannya juga mendapatkan ancaman dari Portugis.

Ratu Kalinyamat memiliki per hatian besar terhadap bangsabangsa Melayu waktu itu. Bebe ra pa catatan sejarah menyebut kan bahwa perhatiannya terhadap Melayu salah satunya karena faktor suaminya. Suaminya diyakini putra dari Sultan Mughayat Syah, pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam pada 1514-1528.

Meskipun beberapa kali serangannya gagal, Portugis salut dengan kegigihan dan keberaniannya. Bahkan Portugis memberikan julukan Rainha de Jepara, Senhora Poderosa e Rica, De Kranige Dame (Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya raya dan berkuasa, seorang perempuan yang gagah berani).

Ratu Kalinyamat wafat pada 1579 di Jepara. Kepahlawanannya dalam memimpin Jepara membuat Pemerintah Kabupaten Jepara pada 2016 membuat tugu putri Jepara. Tugu tersebut terdiri dari tiga tokoh perempuan Jepara, yakni Ratu Shima, RA Kartini, dan Ratu Kalinyamat.

Disadur dari Harian Republika edisi 29 Maret 2019.

× Image