Sengkayan, Puting Beliung Mengerikan di Lautan
Angin puting beliung dan saudaranya yang lebih dahsyat, tornado, lebih kerap terjadi di daratan. Kendati demikian, ia juga bisa terjadi di lautan. Fenomena itu disebut waterspout alias sengkayan dalam bahasa Indonesia.
Masyarakat Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, sempat heboh akibat munculnya fenomena sengkayan itu pada 2022. Fenomena itu terjadi sekitar sore hari di perairan antara Pulau Doom Distrik Sorong Kepulauan dan Pelabuhan Laut Kota Sorong pada pertengahan oktober 2022. Bahkan, fenomena alam tersebut diabadikan oleh masyarakat dan viral di media sosial warga Kota Sorong.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas I Sorong menyebutkan bahwa saat itu terjadi fenomena angin kencang yang berputar seperti belalai gajah di atas perairan Pelabuhan Sorong.
Menurut pihak BMKG, fenomena waterspout sangat berbahaya bagi nelayan ataupun kapal penumpang yang melakukan pelayaran bertepatan pada saat terjadi pusaran atau belalai angin itu.
Pada Januari 2013, sembilan nelayan asal Situbondo, Jawa Timur, hilang disapu sengkayan. Akibat sengkayan dan gelombang tinggi tersebut, dua perahu yang ditumpangi puluhan nelayan luluh lantak.
Saat perahu tenggelam ke dasar Selat Madura, 18 nelayan berhasil menyelamatkan diri dengan cara berenang. Sedangkan, sembilan nelayan lain tidak beruntung karena tersapu gelombang besar.
Sengkayan sedianya adalah kolom angin berisi awan yang berputar di atas perairan. Meskipun namanya demikian, sengkayan bukanlah air yang terangkat dari laut atau danau oleh angin puting beliung. Uliran angin dan air dalam fenomena itu justru turun dari awan kumulus.
Air di dalam sengkayan terbentuk melalui kondensasi di awan. Dilansir National Geographic Society, ada dua tipe utama sengkayan, yakni sengkayan tornadik dan sengkayan cuaca cerah.
Sengkayan tornadik berawal sebagai tornado sejati. Dipengaruhi oleh angin yang berhubungan dengan badai petir hebat, udara naik dan berputar pada sumbu vertikal. Sengkayan tornado adalah jenis puting beliung yang paling kuat dan merusak.
Namun, sengkayan saat cuaca cerah lebih sering terjadi. Sengkayan saat cuaca cerah jarang berbahaya. Awan tempat turunnya mereka tidak bergerak cepat, sehingga sengkayan saat cuaca cerah sering kali bersifat statis.Sengkayan pada cuaca cerah dikaitkan dengan berkembangnya sistem badai, namun tidak dengan badai itu sendiri.
Kedua jenis sengkayan itu memerlukan tingkat kelembapan yang tinggi dan suhu air yang relatif hangat dibandingkan dengan udara di atasnya. Sengkayan paling sering terjadi di perairan tropis dan subtropis, seperti Florida Keys, kepulauan Yunani, dan lepas pantai timur Australia.