Sebelum Colombus, Muslim Disebut Berulang Kali Tiba di Amerika
Bahwa bukan Christopher Colombus orang luar pertama yang mencapai Benua Amerika sukar lagi dibantah. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa bangsa Viking memang melakukan perjalanan ke tempat yang sekarang disebut Kanada Utara pada abad ke-10.
Namun, ada juga banyak bukti yang menyatakan bahwa pelayaran Muslim melintasi Atlantik terjadi ratusan tahun sebelum Columbus, seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Firas Alkhateeb dalam Lost Islamic Histor (2014). Pelayaran ini terjadi pada Zaman Keemasan Islam – yang menyaksikan berkembangnya matematika, geografi, filsafat, kedokteran, ilmu pengetahuan alam, dan banyak lagi.
Dilansir di Medium, kisah-kisah tersebut dibagikan oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti sejarawan dan ahli geografi Al-Mas'udi, yang menulis tentang pelayaran dari Iberia pada 889 M, berlayar dari pelabuhan yang sama dengan pelabuhan tempat Colombus bertolak ratusan tahun kemudian, yaitu pelabuhan Delba. Untuk mencapai daratan luas yang tidak diketahui di seberang Samudera Atlantik, seperti yang disebutkan dalam catatan Al-Mas’udi, mereka berdagang dengan penduduk lokal di “tanah yang tidak diketahui” tersebut dan kemudian kembali ke rumah.
Kisah para penjelajah Muslim tidak hanya terbatas pada pelayaran Al-Mas’udi, pelayaran-pelayaran lain pun berlanjut, seperti yang dijelaskan oleh al-Idrisi. Dia mencatat ekspedisi pelaut Muslim yang melakukan perjalanan selama tiga puluh satu hari menyeberang ke Samudera Atlantik dan menemukan sebuah pulau tak dikenal. Penduduk asli kemudian memenjarakan kelompok tersebut.
Namun, para tawanan tersebut dibebaskan setelah seorang penduduk asli yang bisa berbahasa Arab (karena perjalanan Muslim sebelumnya ke Amerika), menjadi perantara dan mengatur pembebasan mereka (Ibid).
Catatan lain mengenai ekspedisi trans-Atlantik yang dilakukan umat Islam berasal dari Kekaisaran Mali, yang dilaporkan oleh cendekiawan dan penjelajah Muslim besar, Ibnu Batutah, pada abad keempat belas. Dia menyatakan bahwa dua ratus kapal berangkat berlayar dari Mali untuk mengarungi Samudera Atlantik.
BBC melaaporkan, menurut seorang sarjana Mali, Gaoussou Diawara dalam bukunya, The Saga of Abubakari II, raja tersebut berangkat dengan 2000 perahu. Ia menyerahkan semua kekuasaan dan emas untuk mengejar pengetahuan dan penemuan.
Ambisi Abubakari adalah menyelidiki apakah Samudera Atlantik – seperti Sungai besar Niger yang menyapu Mali – mempunyai 'tepian' lain. Pada 1311, ia menyerahkan takhta kepada saudaranya, Kankou Moussa, dan memulai ekspedisi ke tempat yang tidak diketahui.
Pendahulu dan pamannya, Soundjata Keita, telah mendirikan kerajaan Mali dan menaklukkan sebagian besar Gurun Sahara dan hutan besar di sepanjang pantai Afrika Barat.
“Kami tidak mengatakan bahwa Abubakari II adalah orang pertama yang menyeberangi lautan,” kata Tiemoko Konate, yang memimpin proyek tersebut. “Ada bukti bahwa bangsa Viking sudah ada di Amerika jauh sebelum dia, begitu juga dengan bangsa China,” ujarnya.
Para peneliti mengklaim bahwa armada Abubakari, yang memuat pria dan wanita, ternak, makanan dan air minum, berangkat dari pantai Gambia saat ini. Mereka mengumpulkan bukti bahwa pada 1312 Abubakari II mendarat di pantai Brazil di tempat yang sekarang dikenal sebagai Recife.
“Nama lainnya adalah Purnanbuco, yang kami yakini merupakan penyimpangan dari nama Mande untuk ladang emas kaya yang menyumbang sebagian besar kekayaan Kekaisaran Mali, Boure Bambouk.”
Peneliti lainnya, Khadijah Djire mengatakan mereka telah menemukan catatan tertulis ekspedisi Abubakari di Mesir, dalam sebuah buku yang ditulis oleh Al Omari pada abad ke-14. “Tujuan kami adalah mengungkap bagian sejarah yang tersembunyi”, katanya.