Riwayat Piri Reis, Laksamana Legendaris Turki Usmani
Piri Reis adalah seorang laksamana Turki Usmani. Dia adalah juga seorang ahli geografi dan ahli pembuat peta (kartografer). Karya besarnya yang masih bisa ditemukan saat ini, adalah Kitab-i Bahriye yang diterjemahkan ke edisi Inggris dengan judul Book of Navigation, dan dua potongan peta berangka tahun 1513 dan 1528, yang menggambarkan Amerika secara akurat, termasuk Antartika.
Nama sebenarnya adalah Piri, atau leng kapnya adalah Haji Muhiddin Piri bin Haji Mehmed. Reis di belakang namanya adalah gelar kepangkatan tertinggi di Angkatan Laut Turki- Usmani, yang setara dengan laksamana atau kapten. Dia lahir antara 1465 dan 1470 di Gallipoli, kawasan wilayah Turki yang berbatasan dengan Laut Aegean, dan wafat pada 1554 atau 1555.
Sebelum terkenal sebagai laksamana, ahli geografi, serta pembuat peta (kartografi), Piri Reis memulai kariernya di dunia kemaritiman pada akhir abad ke-15, di bawah bimbingan pamannya, Kemal Reis, seorang pelaut terkenal ketika itu. Piri terlibat da lam banyak pertempuran bersama pamannya. Dia juga pernah menjadi anak buah Khairuddin Barbarossa, laksamana legendaries Usmani.
Berbilang tahun, Piri ikut terlibat dalam pertempuran dengan angkatan laut Spanyol, Genoa, dan Venesia, termasuk di antaranya Pertempuran Lepanto I (Pertempuran Zonchio) dan Pertempuran Lepanto II (Pertempuran Modon) pada 1500. Di tengah aksi-aksi militer ini, dan setelah kematian paman nya, Kemal Reis pada 1511, Piri Reis kembali Gallipoli.
Di kampungnya, Piri Reis membuat peta dunia pertamanya, yang rampung pada 1513. Peta ini kemudian diserahkannya kepada Sultan Salim I pada 1517, ketika berada di Mesir. Saat itu, Piri Reis ambil bagian dalam kampanye militer Usmani untuk menaklukkan Mesir.
Berikutnya, dia menyusun Kitab-i Bahriye pada 1521. Ada 132 peta yang dimasukkan Piri Reis di buku ini. Setelah menyelesaikan kitab itu, Piri ambil bagian dalam pengepungan Pulau Rhodes, melawan para ksatria St John, yang berakhir dengan menyerahnya Pulau Rhodes ke tangan Usmani pada 25 Desember 1522, yang disusul dengan deportasi para Ksatria Hospitaller ke Sisilia dan Malta.
Pada 1524, Piri menjadi kapten dari kapal yang membawa Wazir Besar Usmani, Makbul Ibrahim Pasha ke Mesir. Mengikuti saran sang wazir, Piri mengedit Kitab-i Bahriye dan mempersembahkannya kepada Sultan Sulaiman Al- Qanuni pada 1525. Tiga tahun berikutnya dia mempersembahkan peta keduanya kepada sang sultan. Edisi revisi ini terdiri atas 434 halaman, yang di dalamnya berisi 290 peta.
Pada 1528-1529, Piri Reis membuat peta dunia keduanya. Setelah itu, dia cukup lama tak terdengar. Nama Piri Reis muncul kembali ke permukaan pada pertengahan abad ke-16, sebagai kapten angkatan laut Usmani di Laut Merah dan Samudera Hindia. Dan pada akhir nya, Piri memimpin sendiri armada Usmani dalam melawan Portugis di Laut Merah dan Samudera Hindia.
Pada 1547, Piri mendapat kenaikan pangkat menjadi Reis atau laksamana, dan menjadi komandan armada Usmani di Samudera Hindia dan Mesir, dengan markas besarnya di kawasan Suez. Pada 26 Februari 1548, Piri me rebut Aden dari tangan Portugis. Pada 1552, dia juga merebut Muscat, yang diokupasi oleh Portugis sejak 1507. Dia juga merebut pulau penting, Pulau Kish. Lebih ke timur, Piri merebut Pulau Hormuz di Selat Hormuz, yang merupakan pintu masuk ke Teluk Persia. Ketika Portugis akhirnya kemudian memusatkan perhatian ke Teluk Arab, Piri lebih dulu bergerak mengambil alih semenanjung Qatar dan Pulau Bahrain untuk mencegah Portugis membangun basis di pantai semenanjung Arab.
Tapi, nasib Piri Reis berakhir tragis. Ketika dia kembali ke Mesir pada usia 90 tahun, dia menolak mendukung kampanye militer yang dilancarkan Gubernur Basra, Kubad Pasha, terhadap Portugis di utara Teluk Persia, dia akhirnya dihukum. Dia dihukum pancung pada 1553.
Untuk mengenang jasa-jasanya, sampai saat ini, sejumlah kapal perang dan kapal selam AL Turki, diberi nama Piri Reis.
Disadur dari Harian Republika edisi 10 Maret 2015